5 CARA MENCEGAH PIKUN

Pernah suatu hari saya lupa meletakkan kunci motor saat mau dipakai, suami membercandai sebagai orang pikun lalu kami tertawa bersama. Sejak dulu sebutan pikun terasa biasa di telinga karena dianggap wajar. 

Nah, hari Minggu, 20 September 2020 saya berkesempatan mengikuti zoom meeting dengan tema "Sering Lupa Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera #ObatiPikun". Ternyata acara tersebut diadakan dalam rangkaian Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang ilmu yang saya dapatkan. Kita mesti tahu dulu bahwa Demensia dan Alzheimer ini berhubungan tapi tidak sama. Demensia adalah penurunan fungsional yang seringkali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. 

Sementara Alzheimer adalah jenis dari Demensianya karena demensia ada beberapa penyebab. Faktanya lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dan yang terbanyak adalah Demensia Alzheimer sekitar 60%-70%. 

Gejala umum Demensia Alzheimer adalah sering hilang ingatan, sulit melakukan kegiatan harian, sering bingung, sulit menentukan kata dan angka juga sering berubah suasana hati dan perilaku. Faktor resiko seseorang bisa menderita Demensia Alzheimer yaitu mereka yang berusia 65 tahun ke atas, memang ada genetik bahwa memiliki penyakit tersebut dan memiliki penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi dan kolesterol tinggi.

Dulu, ada film Korea Selatan yang mengangkat isu Demensia Alzheimer karena dampak dari penyakit tersebut mempengaruhi fisik, psikososial, sosial, dan ekonomi. Judulnya A Moment To Remember, bercerita tentang sepasang kekasih dimana wanitanya mengalami lupa ringan seperti lupa jalan pulang, lupa membawa minuman dan dompet dari meja kasir setelah membelinya di minimarket. 

Kejadian-kejadian itu dianggap pikun biasa dan tidak diperiksakan sampai akhirnya sang tokoh wanita menangis dan pingsan. Dia akhirnya divonis dokter mengalami Demensia Alzheimer karena lupa tanggal lahirnya, lupa kapan Natal tiba, bahkan lupa berapa umur adiknya. Sampai yang paling sedih dia bingung harus buang air kecil dimana.

Ada perbedaan antara pelupa dan pikun. Pelupa masih bisa menentukan arah dan terjadi karena gangguan pemusatan perhatian sementara atau kurang fokus. 

Jadi bagaimana cara mencegah pikun? Beberapa cara berikut bisa dilakukan

1. MENJAGA KESEHATAN JANTUNG

Mengingatkan lagi di awal, salah satu faktor resiko seseorang bisa menderita penyakit Demensia Alzheimer adalah mempunyai penyakit bawaan yang menyerang jantung. Oleh karena itu, menjaganya tetap sehat menjadi penting.

Seperti berhenti merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, istirahat cukup usahakan tidur malam 7-8 jam, kurangi stres yang membuat jantung berdebar lebih kencang. Rutinkan cek tekanan darah minimal sebulan sekali agar paham kondisi kesehatanmu sendiri. 

Sebab jika tekanan darahmu tinggi atau angka sistolik (angka atas) berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya kamu memiliki “prehipertensi”. 

2. BEROLAHRAGA ATAU BERGERAK PRODUKTIF

Olahraga rutin bisa memperkuat jantung dan paru-paru, menjaga badan tetap sehat hingga menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Setidaknya 30 menit sehari, 5 kali seminggu.

Kamu memilih olahraga apa saja yang menurutmu nyaman dilakukan. Bisa bersepeda, lari, jalan kaki, yoga, renang atau yang lainnya.

3. MENGKONSUMSI SAYUR ATAU BUAH (GIZI SEIMBANG)

Makanan tinggi serat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Apel, Jeruk, dan Jambu dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes tipe 2.

Sementara pada sebuah penelitian didapatkan bahwa orang yang menjalani diet buah atau mengonsumsi rata-rata delapan atau lebih takaran saji buah dan sayur per hari, berpeluang 30 persen lebih rendah untuk mengalami serangan jantung dan stroke. Jeruk, lemon, limau, dan anggur adalah buah yang bisa menurunkan resiko penyakit Jantung.

4. MENSTIMULASI OTAK, FISIK - MENTAL - SPIRITUAL

Mendengarkan musik klasik, membaca buku merupakan contoh stimulasi mental dan fisik. Stimulasi spiritual bisa berupa menghadiri acara-acara keagamaan.

Berdasarkan penelitian Hill, dkk pada 3.050 lansia selama 8 tahun didapat kesimpulan bahwa lansia yang menghadiri acara keagamaan secara rutin cenderung mengalami penurunan kognitif lebih lambat dibanding kelompok yang tidak aktif dalam kegiatan keagamaan.

5. BERAKTIVITAS DAN BERSOSIALISASI POSITIF

Bertatap muka, saling berbicara, menyentuh orang lain dapat menurunkan resiko stres yang otomatis menurunkan resiko Demensia. Namun, saat pandemi seperti ini tantangannya adalah harus jaga jarak maka untuk proses sosialisasi hanya bisa melalui caregiver atau orang yang merawat ODD (orang dengan Demensia). 

Harus dipahami untuk caregiver mesti tetap sabar dan patuh protokol kesehatan agar terhindar dari faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan ODD tersebut. Jika diperlukan ajak mencoba video call dengan keluarga jauhnya karena mempelari ekspresi wajah juga proses stimulasi otak.

Saat zoom meeting juga diperkenalkan alat pendeteksi Demensia Alzheimer oleh dokter Pukovisa Prawirohardjo, Sp.S (K), yang bisa didownload lewat app store namanya E- Memory Screening (EMS) dengan link download https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cekmemori

Kalian bisa mendapatkan edukasi informasi seputar Demensia, tes skrining pikun terpercaya serta direktori rujukan ahli terpercaya.




Komentar

Postingan Populer