Hari Kusta Sedunia, Menyuarakan Perjuangan Melawan Stigma
Setiap tahun, tanggal 28 Januari diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia, sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini, mendukung para penderita, dan melawan stigma yang masih melekat di lingkungan.
Kusta atau lepra telah ada sepanjang sejarah manusia, tetapi hingga saat ini, banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami kenyataan dan tantangan yang dihadapi oleh mereka yang hidup dengan kondisi ini.
Perjuangan Melawan Stigma
Kusta bukan penyakit baru atau asing bagi umat manusia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kusta telah ada sejak ribuan tahun lalu, dan meski telah diidentifikasi dan diobati lebih baik pada zaman modern, stigma sosial masih menjadi masalah signifikan.
Kusta disebabkan bakteri Mycobacterium Leprae dan meskipun penyebarannya telah berkurang secara drastis, kusta tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat beberapa negara di dunia.
Stigma sosial seringkali lebih merugikan daripada gejala fisik penyakit itu sendiri, Penderita kusta sering mengalami isolasi sosial, diskriminasi di tempat kerja, bahkan diusir dari lingkungan. Salah satu langkah kunci dalam mengatasi kusta adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini.
Banyak orang masih belum tahu bahwa kusta dapat diobati dan bahwa mereka yang telah mendapatkan perawatan tidak lagi menularkan penyakit ini.
Talkshow Ruang Publik KBR, Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024: Unity, Act, and Eliminate
Pada tanggal 30 Januari lalu, diadakan kembali talkshow ruang publik KBR untuk memperingati Hari Kusta Sedunia 2024. Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024 mengambil tema Unity, Act, and Eliminate seperti disampaikan ibu Hana Krismawati, M. Sc - Pegiat Kusta dan Analis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan-Minister Office)
"Kita harus bersama-sama membuka diri, menjadikan program penanganan kusta sebagai sesuatu yang inklusif bukan eksklusif. Sehingga lebih mudah dalam pemberantasan kusta." Ibu Hana menyayangkan masih adanya stigma terhadap OYPMK padahal hidup berjauhan dan tidak kontak erat, Masih sangat dibutuhkan edukasi soal ini.
Selain ibu Hana, ada juga narasumber lain yaitu Agus Wijayanto MMID, Direktur Eksekutif NLR Indonesia, bapak Agus menyatakan bahwa program NLR di Makassar sedang berfokus pada tiga hal di tahun ini. Pertama, mendorong agar ada kebijakan daerah untuk mengeliminasi kusta bekerjasama dengan kawan-kawan jaringan masyarakat sipil Makassar.
Kedua, mengalokasikan cukup besar sumber daya untuk mendukung upaya pencegahan. Ketiga, menguatkan kawan-kawan OPYMK agar bisa menyampaikan kepentingannya pada pemangku kebijakan.
Penting untuk diakui bahwa telah ada kemajuan signifikan dalam pengobatan dan penanggulangan kusta. Negara kita telah berhasil mengurangi angka kasus baru dan meningkatkan tingkat kesembuhan.
Namun, tantangan seperti ketidaksetaraan akses ke layanan kesehatan dan kebijakan diskriminatif masih memerlukan perhatian serius.
Hari Kusta Sedunia bertujuan untuk membangkitkan kesadaran global tentang kusta, menghilangkan diskriminasi terhadap penderita, dan mempromosikan pengobatan yang tepat dan efektif.
Ini juga menjadi momen penting untuk merayakan keberanian mereka yang telah melawan penyakit ini.
Hari Kusta Sedunia memberikan kesempatan bagi organisasi kesehatan, pemerintah, dan kelompok advokasi untuk menyebarkan informasi yang benar dan menghilangkan ketakutan yang tidak berdasar.
Kesimpulan
NLR akan terus berkontribusi terhadap penanganan dan pencegahan kusta, juga berkontribusi agar OPYMK bisa mendapatkan hak-hak kesetaraan seperti warga lain tanpa terus terstigma. NLR hanya bisa berkontribusi pada 30% total keseluruhan kabupaten dan kota di Indonesia maka dibutuhkan peran banyak pihak.
Sinergi pusat dan daerah sangat diperlukan dalam pemerataan kesehatan bagi penderita kusta. Akademisi hendaknya juga beramai-ramai antusias dalam penelitian kusta karena penelitian pada penyakit tersebut masih kurang. Sementara di Brazil dan India yang sama-sama berjuang melawan kusta, akademisi telah banyak melakukan penelitian penanganan kusta.
mari kita berjuang melawan kusta :D
BalasHapus